Potret Perkreditan Indonesia
Tadi pagi kbtulan ada rekan kantor yang share mengenai keheranan dan kejengkelan dia. Dia mengatakan Pengalaman dia akhir2 ini, yaitu susahnya membeli dengan cash motor Mio. Dan dia sudah usaha di beberapa dealer bahkan di beberapa kota, ternyata ada fenomena demikian. Bahwa sekarang susah untuk membeli motor dengan cash. Ada apa gerangan.?
Hasil sharing dengan bbrp temen ternyata banyak yang punya pengalaman sama, bahkan diskusi ini juga dibahas di beberapa forum atau milis di internet bahkan di tabloid2 otomotif. Ternyata dealer motor lebih memilih penjualan via kredit selain total amount yang diterima yg lebih besar (bisa 2 kali harga motor) juga mereka mendapat komisi dari perusahaan pembiayaan (financial). Keuntungan dealer bila menjual kredit bisa 2 kali lipat dari menjual cash. Untuk membeli cash sebenarnya dilayani tapi ternyata harus rela indent sampe 3-4 bulan. Saya belum tahu apa ini berlaku untuk semua jenis motor dan di semua kota di Indonesia.
Hmm.. bagaimana pengalaman rekan semua, apakah perusahan financial memang sudah mencengkeram di segala sisi kehidupan kita. Kartu kredit sudah menjadi lifestyle. Rentenir atau tengkulak ada dimana-mana dengan berbagai model bajunya. Bahkan berbagai bentuk perkreditan pun mewabah di berbagai tingkat retail sampai pasar tradisional yang menjadi ujung tombak marketing produk ke customer. Apakah ini adalah upaya pemenuhan segala kebutuhan masyarakatan atau justru pemiskinan masyarkat. Saya pernah baca bahwa insyaAllah tahun depan kredit bakal dibuat regulasinya oleh pemerintah, dan perusahaan finance mungkin akan diberikan peraturan baru tentang bunga perkreditan yang saat ini dianggap sangat tinggi.
Hasil sharing dengan bbrp temen ternyata banyak yang punya pengalaman sama, bahkan diskusi ini juga dibahas di beberapa forum atau milis di internet bahkan di tabloid2 otomotif. Ternyata dealer motor lebih memilih penjualan via kredit selain total amount yang diterima yg lebih besar (bisa 2 kali harga motor) juga mereka mendapat komisi dari perusahaan pembiayaan (financial). Keuntungan dealer bila menjual kredit bisa 2 kali lipat dari menjual cash. Untuk membeli cash sebenarnya dilayani tapi ternyata harus rela indent sampe 3-4 bulan. Saya belum tahu apa ini berlaku untuk semua jenis motor dan di semua kota di Indonesia.
Hmm.. bagaimana pengalaman rekan semua, apakah perusahan financial memang sudah mencengkeram di segala sisi kehidupan kita. Kartu kredit sudah menjadi lifestyle. Rentenir atau tengkulak ada dimana-mana dengan berbagai model bajunya. Bahkan berbagai bentuk perkreditan pun mewabah di berbagai tingkat retail sampai pasar tradisional yang menjadi ujung tombak marketing produk ke customer. Apakah ini adalah upaya pemenuhan segala kebutuhan masyarakatan atau justru pemiskinan masyarkat. Saya pernah baca bahwa insyaAllah tahun depan kredit bakal dibuat regulasinya oleh pemerintah, dan perusahaan finance mungkin akan diberikan peraturan baru tentang bunga perkreditan yang saat ini dianggap sangat tinggi.
0 comments:
Post a Comment