Insiden Saat Car Free Day
Program “Car Free Day” atau Hari Bebas Kendaraa Bermotor (HBKB) di Jakarta sudah dilaksanakan di sekitar bulan September tahun 2007 kemarin dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas udara dan mengurangi tingkat polusi di Jakarta. Dari yang diadakan tiap sebulan sekali hingga sekarang menjadi setiap hari Minggu mulai pukul 06.00-14.00 WIB. Dan dari yang semula hanya diadakan di Jalan Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman, hingga kemudian diterapkan di Jalan Suprapto Jakarta Pusat, Jalan Wijaya Jakarta Selatan, kemudian Jalan Pramuka Jakarta Timur, di Jalan Danau Sunter Jakarta Utara dan di Kawasan Kota Tua Jakarta Barat.
Dari dulu saya pengin menikmati car free day ini. Namun baru kesampaian minggu kemarin. Dengan parkir di Gedung BNI, kemudian langsung dilanjutkan lari sampe bundaran HI (hehe.. cuma lari 1 kiloan). Kemudian langsung ikut senam pas di bundaran HI. Setelah capek senam kemudian mata tertuju di ke arah kanan. Ada banyak anak kecil yang sedang bermain futsal. Setelah saya hampiri dan sempat bertanya, ternyata 3 lapangan futsal ini digelar hanya minggu akhir di tiap bulannya. Gawang dan lapangan futsal difasilitasi oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Propinsi DKI Jakarta. Ternyata lapangan disediakan untuk kompetisi yang biasa dimulai ja 8 pagi. Pendaftaran gratis seminggu sebelumnya dengan mengambil form pendaftaran ke kantor BPLHD. Diberikan hadiah untuk pemenang kompetisi futsal ini.
Nah skarang berikut cerita dimuulainya “tragedi” di saat Car Free Day (maaf kalo nyebutnya sebagai tragedi dianggap berlebihan ). Karena saat itu masih jam 7 pagi, lapangan futsal dipakai anak-anak keci seusia SD SMP. Kemudian saya minta ijin untuk ikut bergabung. Sebagai informasi, lapangan futsal berasda di jalan memakai 2-3 ruas jalan sebelah kiri, dan menyisakan satu jalur pas disamping jalur busway. Satu jalur tersebut banyak dipakai para pengguna sepeda (bikers), Sedangkan pejalan kaki menggunaka satu jalur paling kiri (dekat trotoar). Ditengan asyiknya main kebetulan bola keluar garis lapangan ke arah kanan (jalur bikers). Dan kebetulan saya paling dekat untuk memungut bola. Dan gak disangka ada segerombolan bikers dimana salh satunya adalah ibu-ibu dengan seragam merah lengkap bersama helm bikers-nya. Dia mendadak berhenti dan mengomel-ngomel ke saya dengan sangat keras dan tidak sopan. Yang intinya dia marah dan memaki karena saya dianggap main bola dijalanan, dan dianggap mengganggu danmenyerobot jalan orang yang bersepeda . Terlihat sih dia orang kaya yang dengan arogannya udah untuk memaki. Saat itu anak-anak kecil ingin berontak dan mencoba membalas makian. Namun saya coba menyudahi untuk mengalah saja.
Demikianlah tadi tragedi kecil pertama Setelah istirahat dari futsal saya meihat kerumunan orang dari arah jalan Thamrin. Setelah saya dekati ternyata ada orang yang sedang berantem cukup sengit. Kemudian dilerai banyak orang, namun ternyata tidak mempan. Ternyata awanya adalah karena ada seorang berambut cepak yang naik motor Vario mencoba menerobos jalan dan ditegur salah seorang panitia atau tim dari BPLHD. Namun orang tersebut ga terima dengan mengeluarkan identitasnya dan dengan lantang berkata “Saya ini pengawal khusus panglima..!!” Orang tersebut ternyata gak terima di tegur karena melewati jalan yang seharusnya bebas kendaraan bermotor tersebut. Ironis memang, lagi-lagi jabatan dijadikan perisai melawan norma dan aturan. Hampir sama dengan Car Free Day beberapa bulan yang lalu dimana ada insiden barisan motor besar pengawal Jusuf Kalla menerobos jalan. Semakin terbukti bahwa hukum dan aturan di Indonesia belum sepenuhnya tegak. Label kebal hukum bisa dimiliki oleh beberapa orang atau bisa dibeli oleh orang yang membutuhkan.
Olah raga sing rajin, sebelum wetengmu tambah njembluk koyo ikan mas koki.
Cam to Cam Sex
Sexspiele
Dildo Amateur Sex