Dawud Abd's Weblog

Never Ending Learning

More About Me...

blank

Another Tit-Bit...

blank

Becoming a Better Listener

Tuhan 'memecah' wajah manusia dengan berbagai indera sehingga menjadi tidak rata dan lebih berguna. Indera-indera seperti mata, hidung, mulut dan telinga justru paling dominan membentuk karakteristik seseorang. Keindahannya akan mempengaruhi ketampanan dan kecantikan seseorang.Namun sebenarnya ada yang lebih penting dari sekedar bentuk dan rupa, yaitu fungsi indera itu sendiri. Bagaimana kita menggunakan indera-indera tersebut dengan sebaik dan sebijak mungkin. Seorang guru SD ataupun orang tua mencoba bertanya pada muridnya atau anaknya, Kenapa Tuhan menciptakan dua telinga dan satu mulut. Sambil bernasihat mereka menjelaskan bahwa itu artinya kita musti lebih banyak mendengar daripada berbicara. Bukan berarti kita tidak boleh proaktif, namun kita diharapkan lebih menghargai sebuah proses "mendengar" yang sering terlalaikan. Manusia terkesan lebih suka berbicara daripada hanya mendengar, memerintah daripada dinasihati dan lebih senang menguasai pembicaraan.

Hal inilah yang menjadi tantangan seorang pemimpin, jiwa ledership kadang mengabaikan sebuah proses mendengar. Menurut John Baldoni dalam sebuah website yang membahas tentang leadership, tips pertama untuk menjaga dan menumbuhkan jiwa leadership dalam diri kita adalah menjadi pendengar yang baik. Karena dengan mendengar yang baik, selain bisa lebih memahami permasalahan, wujud menghargai pembicara, namun juga memberi kesempatan lebih pada diri kita untuk mengexplore pemikiran kita sehingga bisa lebih matang dalam memberi komentar, jawaban maupun solusi.

Dibawah ini adalah langkah-langkah untuk menjadi pendengar yang baik:
1. Buatlah kontak mata yang bersahabat (friendly eye contact) dengan pembicara atau orang yang sedang bicara.
2. Hargailah pembicara dengan bahasa tubuh yang penuh perhatian
3. Jangan suka memotong pembicaraan
4. Mengangguklah sebagai pertanda setuju pada apa yang dikatakan pembicara
5. Sesekali berikanlah pertanyaan pada waktunya
6. Pahami dengan cermat pernyataan pembicara
7. Berilah jawaban atau komentar disaat permasalahan sudah lebih jelas tersampaikan

Ingat, orang yang banyak bicara bukan berarti lebih pandai dan berkuasa. Justru orang yang aktif bicara, kadang hanya kamuflase untuk menutupi kebodohan dan kelemahannya. Sebaliknya, dengan menjadi pendengar yang lebih baik justru akan tersirat wibawanya. Namun pendengar yang baik tidak diartikan sebagai orang yang lebih banyak mendengar, bahkan mengarah ke 'yes-man', namun orang yang tahu dan paham kapan saat yang tepat untuk berbicara dan kapan saatnya mendengar. Let's we try to be a better listener..

2 comments:

  1. Adi Rakhman said...
     

    semoga ini bukan sekedar tulisan namun sudah di implant oleh pak dawud dalam keseharian. saya pikir lebih baik bapak memberi contoh yang baik dalam perbuatan ketimbang hanya sekedar tulisan yang tidak mencerminkan apapun. saya menulis ini bukan tanpa alasan saya pikir pak dawud belum bisa menjadi pendengar yang baik. This just my opinion

  2. dawud abd said...
     

    justru itu, makanya mari kita sama2 belajar pak adi, memang susah mjd pendengar yg baik.. kecuali bagi org yg berkarakter byk diem.. anyway, thx

Post a Comment